Bola  

Latihan Perdana Dengan Psikolog, Pemain Arema FC Masih Diliputi Kesedihan

Arema FC sudah melaksanakan latihan perdana usai terjadi Tragedi Kanjuruhan pada hari Sabtu 22 Oktober 2022 lalu. Kendati demikian, latihan kali ini berbeda lantaran para pemain tim berjulukan Singo Edan masih didampingi oleh psikolog.

Javier Roca selaku pelatih Arema FC pun membeberkan kondisi pasukannya. Dia mengaku beberapa pemain masih diliputi rasa kesedihan akibat tragedi yang terjadi setelah laga lanjutan dalam Liga 1 Indonesia melawan tim Persebaya Surabaya tersebut.

Roca menuturkan “Masih ada beberapa pemain ( Arema FC ), saya tidak mau salah sebut, tetapi apakah itu trauma atau dalam kesedihan. Ada beberapa ( pemain ).”

Oleh sebab itulah sederet pemain Singo Edan masih belum dapat berkonsentrasi penuh dalam menjalani sesi latihan. Adapun sampai saat ini, tim Arema FC juga belum melakukan sesi latihan secara penuh seperti biasanya.

Menurut sang pelatih , latihan di lapangan yang mereka lakukan beberapa waktu lalu masih sebatas untuk menjaga kekompakan serta membuat para pemain agar terbiasa masuk ke dalam lapangan pertandingan. Bahkan dalam sesi latihan juga terus didampingi oleh tim psikolog.

“Makanya, latihan di lapangan itu lebih mengarah kepada kekompakan, terbiasa untuk masuk ke dalam lapangan. Tak main atau ada taktis dan lainnya.” Lanjut keterangan sang pelatih.

Dia menjelaskan kesedihan yang para pemain Arema FC memang lebih dirasakan saat mereka mendatangi keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Pada kunjungan itu, kondisi para pemain Arema sangat sedih dan terpukul akibat peristiwa yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022 lalu.

“Waktu kami ( Arema FC ) ker rumah korban, mereka (pemain) lebih terpukul dengan kondisi dan situasi keluarga korban. Tetapi selama beberapa hari terakhir, mereka ( pemain Arema ) sudah mulai bersemangat. “ Kata sang pelatih.

Diketahui, pada hari Sabtu 1 Oktober telah terjadi kericuhan setelah pertandingan antara Arema FC melawan tim Persebaya Surabaya dengan perolehan skor akhir 2-3 tepat di Stadion Kanjuruhan, Kab. Malang. Kekalahan yang dialami saat itu membuat beberapa suporter turun dan masuk ke area lapangan.

Akibat kejadian tersebut, sebanyak 134 orang dilaporkan meninggal dunia akibat mengalami patah tulang, trauma di bagian kepala dan leher serta asfiksia yaitu kondisi di mana kadar oksigen dalam tubuh menjadi berkurang.